berpikir deduktif dan induktif

   BERPIKIR DEDUKTIF DAN INDUKTIF 1)

Agustin Fatmawati  , Nila Mutia Dewi  , Zul Farida Arini 2)

Abstrak : Berpikir merupakan suatu aktivitas pribadi  manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Manusia berpikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian, pembentukan pendapat, dan kesimpulan atau keputusan dari sesuatu yang kita kehendaki. Rasa ingin tahu terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas. Hal ini menyebabkan hasil pemecahan masalah memberikan kesimpulan yang kurang tepat. Karena kemampuan berpikir manusia makin maju dan disertai pula dengan perlengkapan pengamatan yang makin baik, manusia mulai menggunakan akal sehat serta rasionya untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang alam. Cara memperoleh pengetahuan secara ilmiah dapat menggunakan metode ilmiah . Dalam hal ini metode ilmiah menggabungkan cara berpikir induktif dan cara berpikir deduktif dalam membangun tubuh pengetahuannya. Berpikir deduktif adalah  menarik suatu kesimpulan dimulai dari pernyataan umum menuju pernyataan-pernyataan khusus dengan menggunakan penalaran atau rasio. Sedangkan berpikir induktif  yakni pengambilan kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta-fakta khusus menuju pada kesimpulan yang bersifat umum.

Kata kunci : berfikir induktif dan deduktif
Pendahuluan
Manusia merupakan homo sapiens, makhluk yang berpikir. Setiap saat dari hidupnya, sejak dia lahir sampai masuk liang lahat, dia tak pernah berhenti berpikir. Hampir tak ada masalah yang menyangkut dengan perikehidupan yang terlepas dari jangkauan pikirannya, dari soal paling remeh sampai soal paling asasi (J.S.Suriasumantri,1997).
Berpikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk membedakan antara manusia dengan makhluk lain. Dengan dasar berpikir, manusia dapat mengubah keadaan alam sejauh akal dapat memikirkannya. Berpikir merupakan proses bekerjanya akal, manusia dapat berpikir karena manusia berakal. Akal merupakan salah satu unsur kejiwaan manusia untuk mencapai kebenaran di samping rasa dan kehendak untuk mencapai kebaikan. Berpikir adalah suatu aktivitas untuk menemukan pengetahuan yang benar atau kebenaran. Berpikir dapat juga diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk menentukan langkah yang akan ditempuh (Salam, 1997).
Dalam sejarah perkembangan sains didapati secara spesifik metode induksi dan metode deduksi untuk menggali pengetahuan yang lebih lengkap mengenai alam dan masing – masing metode mempunyai kelemahan maupun kelebihan (Surjani Wonorahardjo, 2011). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menjelaskan perbedaan antara metode berpikir deduktif dan induktif.
Pembahasan
A.                Perkembangan Alam Pikiran Manusia
1.                  Sifat unik manusia
Bumi tempat manusia hidup terdiri atas benda yang sifatnya anorganis (benda mati) dan makhluk yang sifatnya organis (makhluk hidup). Benda mati tunduk pada hukum alam, sedangkan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan.
            Dibandingkan dengan makhluk lain, jasmani manusia adalah lemah, tetapi rohani atau akal budi dan kemauannya  sangat kuat. Umumnya dikatakan manusia berbeda dengan binatang karena akal budi yang dimilikinya. Akal bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa.
Perbedaan manusia dibandingkan binatang, nampak lebih jelas jika dirinci lebih jauh:
a.                   Manusia dapat berpikir, sehingga merupakan makhluk yang cerdas atau
            bijaksana.
b.                  Manusia dapat membuat alat-alat dan mempergunakannya, sehingga disebut manusia kerja.
c.                   Manusia dapat berbicara sehingga apa yang menjadi pemikiran dalam
             otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain.
d.                  Manusia dapat hidup bermasyarakat.

2.                  Rasa ingin tahu
Dengan akal budi yang dimilikinya, pada manusia timbul rasa ingin tahu yang selalu berkembang. Rasa ingin tahu itu tidak pernah dapat dipuaskan. Dalam benaknya manusia selalu bertanya karena keingintahuannya : apa sesungguhnya (know what), bagaimana sesuatu terjadi (know how), dan mengapa demikian (know why) tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya, termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu ini mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga akhirnya manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
            Rasa ingin tahu terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas. Dengan meningkatnya kemampuan mengingat dan berpikir, manusia dapat mendayagunakan pengetahuan terdahulu dan kemudian menggabungkan dengan pengetahuan yang baru sehingga menghasilkan pengetahuan yang lebih baru lagi. Perkembangan pengetahuan dipermudah dengan adanya tukar menukar informasi mengenai pengetahuan dan pengalaman manusia yang satu dengan yang lain sehingga akumulasi pengetahuan berlangsung lebih cepat.

B.     Penalaran dan Cara Memperoleh Pengetahuan
Pada awal prasejarah kemampuan berpikir manusia masih terbatas, hal ini menyebabkan hasil pemecahan masalah memberikan kesimpulan yang kurang tepat. Karena kemampuan berpikir manusia makin maju dan disertai pula dengan perlengkapan pengamatan yang makin baik, manusia mulai menggunakan akal sehat serta rasionya untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang alam. Kegiatan untuk memperoleh atau menemukan pengetahuan yang benar disebut berpikir, sedangkan proses berpikir dalam menarik kesimpulan yang benar disebut penalaran. Cara memperoleh pengetahuan secara ilmiah dapat menggunakan metode ilmiah. Lewat metode ilmiah  diharapkan pengetahuan mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yakni sifat rasional dan teruji. Dalam hal ini metode ilmiah menggabungkan cara berpikir induktif dan cara berpikir deduktif dalam membangun tubuh pengetahuannya.


1.     Berpikir deduktif
Berpikir deduktif atau berpikir rasional merupakan sebagian dari berpikir ilmiah. Logika deduktif yang dipergunakan dalam berpikir rasional merupakan salah satu unsur dari metode logiko-hipotetiko-verifikatif atau metode ilmiah. Dalam logika deduktif, menarik suatu kesimpulan dimulai dari pernyataan umum menuju pernyataan-pernyataan khusus dengan menggunakan penalaran atau rasio.
            Metode deduktif mempunyai banyak manfaat untuk perkembangan sains yaitu fakta yang didapat dapat digunakan secara turun temurun sehingga memudahkan ilmuwan zaman selanjutnya untuk meneliti kejadian yang sama serta dapat mengaplikasikannya ke dalam teknologi untuk kepentingan masyarakat luas.
            Kelemahan metode deduktif dan beberapa hal yang tidak mungkin untuk dijalankan dengan ketat adalah metode ini memakan waktu yang cukup lama. Karena dalam beberapa peristiwa ilmuwan harus menantikan jawaban dari alam, untuk menunggu fenomena baru yang memperkuat dugaan tersebut.
Contoh berpikir deduktif: Salah satu prinsip atau hukum dalam fisika menyatakan bahwa setiap benda padat, kalau dipanaskan akan memuai (pernyataan umum). Besi dan seng adalah benda padat (fakta-fakta khusus). Oleh sebab itu, besi dan seng jika dipanaskan akan memuai (kesimpulan atau pernyataan khusus).
Proses penarikan kesimpulan seperti dalam contoh di atas dinamakan logika deduktif. Langkah deduktif harus dilakukan dengan hati-hati karena harus mempertimbangkan kelas yang bersifat umum.
2.     Berpikir induktif
Proses berpikir induktif adalah kebalikan dari proses berpikir deduktif, yakni pengambilan kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta-fakta khusus menuju pada kesimpulan yang bersifat umum. Proses berpikir induktif tidak dimulai dari teori yang bersifat umum, tetapi dari fakta atau data khusus berdasarkan pengamatan di lapangan atau pengalaman empiris yang kemudian disusun, diolah, dikaji, untuk ditarik maknanya dalam bentuk pernyataan atau kesimpulan yang bersifat umum.
Menarik kesimpulan umum dari data khusus berdasarkan pengamatan empiris tidak menggunakan rasio atau penalaran, tetapi menggunakan cara lain, yakni menggeneralisasikan fakta melalui statistika.
            Metode induksi mempunyai banyak manfaat untuk perkembangan sains , diantaranya adalah :
a.                  Fakta dilihat dengan sangat objektif oleh pengamat , setidaknya diusahakan bersifat tidak subjektif dengan menjauhkan subjektivitas pengamat sebisanya. Hasil akhir harus mengungkapkan fakta apa adanya dan kebenarannya bersifat objektif.
b.                  Sains dan kegiatan ilmiah tidak menjadi semacam ideologi, karena ideologi dalam praktiknya cenderung fanatik dan ingin menang sendiri. Data dan logika tidak boleh dipaksakan mengikuti kemauan pengamat apalagi digunakan oleh pengamat untuk keperluan tertentu. Menjadikan sains sebuah ideologi sangat kontradiktif dengan hakikat sains yang seharusnya selalu mempertanyakan kebenaran mapan yang sudah digunakan selama ini dengan memunculkan fakta dan penjelasan baru seiring dengan kemajuan di lain bidang , seperti komputer, telekomunikasi logika matematika, baru, metode transformasi baru, sehingga rumusan dan hukum dalam sains sifatnya dinamis.

            Kelemahan metode induksi dan beberapa hal yang tidak mungkin untuk dijalankan dengan ketat adalah sebagai berikut :
a.                  Fakta yang diamati tidak dapat lepas dari persepsi manusia . Serta-merta manusia melihat fakta, maka dalam benaknya telah ada persepsi tertentu dan serta-merta abduksi timbul.  Hal ini tidak dapat dihindarkan dan tidak boleh memaksa ilmuwan untuk bersih dari pikiran dan imajinasi mengenai fakta tersebut pada saat melihat suatu gejala. Tidak mungkin suatu fakta diamati bersih dari persepsi awal. Bisa jadi teori dan asumsi sudah memainkan  peranan di sini, walaupun nantinya asumsi terbukti salah.
b.                  Fakta tidak pernah tampil sebagai fakta saja, fakta apa adanya yang tampak di mata kita tanpa proses lebih lanjut. Tidak ada fakta yang hadir telanjang, semua memerlukan spekulasi, imajinasi untuk membuat fakta tersebut menjadi bermakna dan ada proses terjadinya setelah itu.
c.                  Metode induksi tidak pernah lengkap. Metode induksi selalu menekankan pada sifat sementara, hipotesis maupun kesimpulan yang didapat selalu bersifat sementara karena tidak semua fakta dapat dikumpulkan, selalu ada di kemudian hari fakta baru yang harus ditambahkan, selalu saja ada klasifikasi baru yang perlu dibuat, demikian pula faktor dan parameter yang perlu diperhitungkan. Kesimpulan maupun teori yang sudah ada selalu memerlukan fakta baru yang mendukungnya dan semakin lama semakin sempurna.

Contoh berpikir induktif:
a.                  Ketika Newton dijatuhi buah apel  , dia berpikir apa yang menyebabkan hal tersebut. Setelah itu dia melakukan observasi dan merumuskan sebuah hipotesis , setelah itu melakukan verifikasi dan pengukuhan pembuktian , sehingga didapatkannya “temuan (teori dan hukum ilmiah yang diterapkan untuk semua hal)”
b.                  Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai.Jika dipanaskan, emas memuai. Jika dipanaskan, platina memuai. Jika dipanaskan logam akan memuai (kesimpulan).
Kesimpulan
Perkembangan ilmu pengetahuan sangat tergantung pada metode yang digunakan dan bukan sekedar objeknya.  Metode yang didasari pada analisis objektif mulai dari pembuatan hipotesis dan analisis hasil akan menentukan arah baru perkembangan sains. Seiring dengan langkah ini adalah didapatnya pengetahuan baru yang sebelumnya tidak terjamah pikiran manusia.
Dalam sejarah perkembangan sains didapati secara spesifik metode induksi dan metode deduksi untuk menggali pengetahuan yang lebih lengkap mengenai alam. Masing – masing metode mempunyai kelemahan namun dengan adanya koreksi dimana mana, penelitian yang benar akan menghasilkan pengetahuan yang objektif pula. Biasanya rangkaian proses metodologis yang dilakukan oleh ilmuwan dalam menggali pengetahuan akan mengikuti siklus empiris tertentu dan teruji.

Daftar Pustaka
Noor Syam, Mohammad. 2006. Filsafat Ilmu. Malang: Universitas Negeri Malang
Sudarminta. 2002. Epistemologi Dasar Pengantar Filsafat Pendahuluan. Yogyakarta: Kanisius
Wonoraharjo, Surjani. 2011. Dasar – dasar Sains. Jakarta: Indeks
Suriasumantri, Jujun. 2006. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia


Comments

Popular posts from this blog

SAINS DAN TEKNOLOGI

contoh soal tegangan thevenin yang dihitung dengan metode loop